JAKARTA, 10 Juli 2025 – Lebaran memang sudah lama usai, namun kisah seorang pemudik bernama Mariyati(35) asal Bekasi ini masih menjadi misteri yang mengocok perut. Bagaimana tidak, Mariyati yang seharusnya sudah tiba di kampung halamannya di Yogyakarta sejak seminggu lalu, hingga kini belum juga menampakkan batang hidungnya. Usut punya usut, alasannya sungguh di luar nalar: ia lupa halaman berapa kampung halamannya berada!
Menurut pengakuan sang Suami, Pa RT (33), Mariyati memang punya kebiasaan unik. "Istri saya itu kalau mau mudik, selalu bikin catatan di buku harian. Katanya biar gak lupa jalan. Nah, tahun ini dia bilang 'Kampung kita ada di halaman sekian, Pa.' Saya kira dia nyatat di GPS atau Google Maps, ternyata di buku diary yang sudah buluk!" ujar Pa RT sambil menahan tawa.
Pencarian Mariyati pun dimulai dengan bantuan tetangga dan kerabat. Petunjuk awal datang dari seorang tukang ojek yang melihat Mariyati terakhir kali di Terminal Pulo Gebang, sedang membolak-balik buku telepon tebal sambil bergumam, "Hmmm, ini Yogyakarta di halaman berapa ya? Perasaan kemarin di halaman 127, kok sekarang jadi iklan sedot WC?"
Pihak kepolisian bahkan sempat turun tangan, namun akhirnya geleng-geleng kepala. "Kami sudah coba lacak dari CCTV, tapi yang terekam hanya Bu Mariyati yang mondar-mandir di toko buku, mencari buku 'Panduan Halaman Kampung Halaman'. Kami menduga beliau salah persepsi antara 'halaman' buku dengan 'halaman' rumah," jelas Kompol Gatot Kaca, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polsek Pulo Gadung.
Hingga berita ini diturunkan, Mariyati masih dalam pencarian. Berbagai spekulasi pun bermunculan. Ada yang menduga Mariyati tersesat di perpustakaan nasional, ada pula yang bilang ia sedang mencoba menyusun ulang buku diary agar kampung halamannya berada di halaman pertama. Pihak keluarga hanya bisa berharap Mariyati segera menemukan "halaman" yang dimaksud dan kembali pulang dengan selamat, meskipun harus menempuh jalur literasi yang panjang.
Bagaimana menurut Anda, di halaman berapa kira-kira kampung halaman Bu Mariyati berada? Atau jangan-jangan, Bu Mariyati perlu diantar ke dukun buku?
